Jadi Pimred di Jawa Pos

Jadi Pimred di Jawa Pos
inilah satu2nya foto yang dibidik kawan saya, saat itu lgi rapat redaksi perdana penerbitan KOPER Radar Kudus, itulah awalnya saya terpilih menjadi Pimpinan Redaksi yang pertama kli, inilah sejarah yang kuukir di belantika dunia jurnalistik... di Kudus Khususnya, itu mas rustam yang lg mimpin rapat.... Jaya KOPER (Koran Pelajar)

Welcome .....

Selamat datang para pengunjung di www.emas-ijo.blogspot.com
carilah inspirasi disana....
terimakasih atas partisipasinya

Laut Lepas Parangtritis

Laut Lepas Parangtritis
Laut Lepas Parangtritis...... waaaaaaaaaaaaaaaaa.....................!

Crew KOPER Radar Kudus Januari 2010

Crew KOPER Radar Kudus Januari 2010
foto yang kukenang

Pengurus Harian PP TBS 2009

Pengurus Harian PP TBS 2009
Inilah salah satu foto yang selalu ku kenang

Minggu, 28 Februari 2010

Tersedu

suara hati... melengking ditengah malam mengadu kepada Tuhan......

Kamis, 21 Januari 2010

S E P E D A Alat Transportasi Terhemat, Bergengsi, Menyehatkan, Dan Tereksis

Masihkah anda menggunakan sepeda, atau jangan-jangan sudah dijual. Bisa dikatakan terhemat karena tidak membutuhkan BBM. Dikatakan bergengsi karena sepeda merupakan alat transportasi bergengsi di negeri Belanda. Menyehatkan karena dengan bersepeda rutin setiap hari membuat diri menjadi rileks, tenang, dan sehat dan jika dijadikan hobi bersepeda dapat meningkatkan vitalitas daya hidup. Selain itu bersepeda juga menyenangkan. Tereksis karena alat transportasi tersebut masih berlaku dikalangan manapun mulai dari pejabat hingga rakyat, contoh: Amien Rais. Beliau sering menyempatkan untuk bersepeda. Sebuah alat transportasi yang masih eksis dan melegenda di negeri kincir angin ini mempunyai sejuta sejarah dalam perkembangan. Berdasarkan keputusan the International Cycling Histori Conference (ICHC) konferensi internasional sejarah sepeda, penemu sepeda dianugrahkan pada Karl Von Drais.

Menurut ensiklopedia columbia dan britannica.com , nenek moyang sepeda berasal dari prancis tepatnya sejak awal abad ke-18 dan dikenal dengan kendaraan velocipede awalnya bentuk sepeda belum menggunakan konstruksi besi. Seorang jerman Baron Karl Drais Von Sauerborn pantas disebut sebagai penyempurna “velocipede” itu tahun 1818 Von Sauerborn membuat alat transportasi roda dua untuk menunjang efisiensi kerjanya sebagai kepala pengawas hutan badan ia memang butuh sarana transportasi bermobilitas tinggi. Tapi model yang dikembangkan tampaknya masih mendua, antara sepeda dan kereta kuda. sehingga masyarakat menjuluki ciptaan sang baron sebagai “dandy horse” dari beberapa orang yang mencoba menyempurnakan bentuk sepeda adalah ernest michaux (1855) dan pierre lallement (1865) keduanya berkebangsaan prancis. michaux dikabarkan menyempurakan sepeda dengan membuat pemberat engkol sehingga laju sepeda lebih stabil sementara lallement memperkuat roda dengan menambahkan lingkaran besi disekelilingnya (sekarang dikenal sebagi pelek atau velg).

Lellement juga yang memperkenalkan sepeda dengan roda depan lebih besar dari pada roda belakang. Kemajuan paling signifikan terjadi saat teknologi pembuatan baja berlubang ditemukan, menyusul kian bagusnya teknik penyambungan besi, serta penemuan karet sebagai bahan baku ban, namun faktor keamanan dan kenyamanan tetap belum terpecahkan. Karena teknologi suspensi (per dan sebagainya) belum ditemukan, goyangan dan goncangan sering membuat penunggangnya sakit pinggang, setengah bercanda masyarakat menjuluki sepeda lallement sebagai “boneshaker” penggoyang tulang. Tidak heran jika di era 1880-an tiga roda dianggap lebih aman buat wanita dan laki-laki yang kakinya terlalu pendek untuk mengayuh sepeda konvensional menjadi begitu populer. Trend sepeda roda dua kembali mendunia setelah berdirinya pabrik seped pertama di Convenry Inggris pada tahun 1885 pabrik yang didirkan James Strarley ini makin menemukan momentum setelah tahun 1888 John Dunlop menemukan teknologi ban angin laju sepeda pun tak lagi berguncang penemuan lain seperti rem perbandingan gigi yang bisa di ganti-ganti rantai setang yang bisa di gerakan dan masih banyak lagi makin menambah daya tarik sepeda sejak itu berjuta-juta orang mulai mnjadikan sepeda sebagai alat tranportasi dengan Amerika dan Eropa sebagai pionernya.

Dan sekarang sepeda tidak ada yang tidak mengenal, sepeda sudah mendunia dan tidak mengenal usia. Kring.....kring....kring.... mari kita budayakan bersepeda ambil sepeda lalu gayuh pedalnya.
oleh : muhammad abdu al_muhith*
*penulis adalah koordinator english club
 
Wordpress Theme by wpthemescreator .
Converted To Blogger Template by Anshul .